Selasa, 25 Desember 2012

Meski Kurus Tetap Berisiko Punya Lemak Jantung

Jakarta, Orang yang memiliki tubuh kurus kadang berpikir dirinya bebas dari risiko penyakit jantung. Tapi jangan senang dulu, karena meski badannya kurus sebenarnya ia tetap berisiko memiliki lemak jantung.
Para peneliti menemukan orang-orang yang memiliki lebih sedikit lemak subkutan atau lemak yang berada tepat di bawah kulit (kurus), pada intinya tetap memiliki lemak visceral.
"Lemak visceral ini akan terbentuk di sekitar jantung dan organ lain yang bisa menyebabkan penyakit jantung dan kegagalan organ," ujar David Karasik, PhD, peneliti dan direktur Harvard-affiliated Institute for Aging Research, seperti dikutip dari Menshealth, Selasa (3/4/2012).
Hal ini dikarenakan para peneliti telah berhasil mengidentifikasi varian gen yang terkait dengan peningkatan kadar LDL (kolesterol jahat), menurunkan HDL (kolesterol baik) dan meningkatnya resistensi insulin.
"Orang yang secara genetik bertubuh kurus tapi memiliki varian gen ini tetap saja akan membangun lemak visceral yang banyak terutama jika konsumsi junk food," ujar Karasik.
Selain itu orang yang memiliki badan kurus juga belum tentu kadar kolesterolnya rendah, karena kolesterol adalah lemak yang berada di dalam darah dan bukan yang ada di bawah kulit.
Sedangkan untuk orang yang gemuk atau obesitas memang cenderung memiliki kadar kolesterol tinggi karena ia mengalami resistensi insulin yang membuat metabolisme lemaknya berubah.
Untuk menurunkan kadar lemak visceral ini salah satunya adalah dengan mengonsumsi banyak serat dari buah-buahan dan sayur seperti apel, sayuran hijau dan juga kacang polong.
Sumber : detik health

Tahukah Anda hubungan berat badan dengan jantung?

Apakah perut Anda membuncit? lengan membesar karena lemak? bahkan di paha dan pipi Anda? Maka Anda mesti lebih waspada dan berhati-hati,karena tanpa Anda dan kita sadari penumpukan lemak juga terjadi secara signifikan di dalam dan sekitar jaringan organ yang tidak semestinya, seperti jantung dan pembuluh darah.
Kegemukan/obesitas di Indonesia sekarang ini semakin mengalami peningkatan, obesitas yang mengakibatkan peningkatan penumpukan lemak dan penimbunan lemak di daerah jantung dan pembuluh darah inilah yang memnyebabkan meningkatnya resiko pada gangguan jantung, baik penyakit jantung koroner atau gagal jantung.

OBESITAS DAN PENINGKATAN RISIKO GANGGUAN FUNGSI JANTUNG
Obesitas dan Peningkatan Beban Kerja Jantung:
Obesitas dikaitkan dengan peningkatan beban kerja jantung yang diakibatkan oleh peningkatan volume darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen dalam tubuh.
Obesitas dan Penimbunan Lemak di Jantung:
Obesitas dapat mengakibatkan akumulasi lemak seperti trigliserida dalam sel-sel jantung. Diduga penumpukan trigliserida dalam jumlah besar dapat memicu kerusakan sel-sel jantung serta mengganggu fungsi pemompaan darah oleh jantung
Obesitas dan Penimbunan Lemak di Sekitar Pembuluh Darah:
Penimbunan lemak di sekitar pembuluh darah jantung mengakibatkan kekakuan pembuluh darah dan memicu terbentuknya protein-protein yang bersifat ‘jahat’ sehingga menimbulkan peradangan pembuluh darah jantung, dan pada akhirnya akan mengakibatkan atesoklerosis serta Penyakit Jantung Koroner.
Obesitas dan Faktor Risiko Gagal Jantung:
Obesitas dapat memicu tekanan darah tinggi, gangguan lemak dan kencing manis, peningkatan radikal bebas dan peradagangan pembuluh darah jantung, di mana semua faktor ini meningkatkan risiko gagal jantung.
Obesitas dan Gangguan Metabolisme Lemak:
Obesitas pada umumnya mengakibatkan gangguan metabolisme lemak atau dislipidemia, ditandai dengan meningkatnya trigliserida, LDL Kolesterol, small dense LDL (partikel LDL yang lebih kecil dan padat) serta menurunnya HDL Kolesterol. Kondisi dislipidemia ini menjadi faktor risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner.
Oleh karena itu, obesitas dengan berbagai konsekuensi dan akibatnya patut diwaspadai dan diatasi. Upaya penurunan berat badan hingga mencapai berat badan optimal merupakan salah satu langkah penting untuk mengatasi obesitas.
Sumber : Prodia.Co.Id

 Trus Gmn Cara Penanganan dan Pencegahannya?  
 Hub Kami di : 0853.8730.0085 (Rio)
 

Senin, 24 Desember 2012

Gangguan tidur penyebab KEGEMUKAN

Gangguan tidur dapat terjadi karena faktor fisik dan psikis. salah satu penyebabnya adalah gangguan pernapasan akibat KEGEMUKAN. Pertambahan berat badan menyebabkan tumpukan lemak di leher terus bertambah sehingga lingkar leher semakin besar. coba amati orang-orang di sekitar anda yang berpinggang besar juga memiliki leher yang besar. Leher besar tidak hanya merusak penampilan, tetapi juga mengganggu aliran udara yang akan masuk ke paru-paru. Pasokan udara yang tidak memadai akan mengganggu pernapasan dan pada gilirannya mengganggu kenyaman tidur. Jangan sepelekan gangguan tidur terkait kesulitan bernapas. Masalah gangguan tidur dapat membuat stres mental pemicu KEGEMUKAN.

Sabtu, 22 Desember 2012

7 Kebiasaan Buruk Pemicu Kegemukan


7 Kebiasaan Buruk Pemicu Kegemukan


Penyebab kegemukan tidak terbatas pada kebiasaan makan menu berlemak saja. Ada banyak kebiasaan yang ternyata turut memberi andil dalam meningkatkan berat badan yang bisa berujung dengan obesitas. Beberapa komponen penyebab kegemukan adalah gula dan karbohidrat. Banyak orang belum menyadari jika kedua zat ini dapat memicu lemak di tubuh.
Dikutip dari QuickEasyFit, setidaknya ada tujuh kebiasaan buruk lain yang dapat memicu kegemukan akibat salah persepsi tentang penyebab kegemukan ini:
  1. Jangan langsung terperdaya dengan slogan makanan bebas lemak atau rendak remah. Pasalnya, makanan tersebut hanya menggantikan lemak dengan karbohidrat berkadar rendah.  Karbohodrat mudah sekali dicerna tubuh. Sehingga, orang yang mengonsumsinya mungkin tidak merasa kenyang dan akhirnya mengonsumsi berlebihan.
  2. Berdiet tanpa melibatkan ahli gizi. Keberadaan ahli gizi sebenarnya sangat membantu dalam mengontrol diet. Dia bisa memberikan alternatif makanan yang diperlukan selama berdiet. Uang yang dikeluarkan untuk konsultasi dengan ahli gizi biasanya sebanding dengan hasil berat badan yang diinginkan selama tidak melanggar aturan diet.
  3. Memiliki kebiasaan kurang tidur. Tidur malam kurang dari lima jam setiap malam bisa menyebabkan penimbunan lemak berlebih di tubuh. Mengatur jam tidur itu baik untuk kesehatan secara keseluruhan.
  4. Terbiasa minum soda. Minuman soda adalah sumber gula yang cukup tinggi. Minum satu atau dua kaleng soda per hari akan meningkatkan risiko obesitas sampai 33 persen.
  5. Makan dengan terburu-buru. Orang yang makan terburu-buru menambahkan 66 kalori dalam tubuhnya dibanding yang makan dengan perlahan. Sebab, makanan jadi lebih banyak yang masuk ke perut. Sebenarnya makan sedikit pun bisa merasa kenyang. Otak memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk memberikan sinyal kenyang setelah makanan dikonsumsi.
  6. Suka makan banyak. Kadang menu resto ukuran jumbo atau combo menarik perhatian. Sebaiknya abaikan promosi ini dan cukup pilih makanan sesuai kemampuan perut Anda.
  7. Sedikit mengonsumsi air. Air dapat membantu proses metabolisme tubuh. Minum enam gelas air per hari dapat mengurangi 50 kalori tubuh. Minum dua gelas air sebelum makan juga bisa mengurangi nafsu makan berlebih.
Sumber : http://sidomi.com/136300/7-kebiasaan-buruk-pemicu-kegemukan/